Entri Populer

Minggu, 22 Mei 2011

Helpless Blues' - Fleet Foxes: Nyanyian Sepi Pinggir Danau

Mendengarkan Fleet Foxes adalah salah satu hal mendekati sempurna yang ada dalam hidup kita. Satu hal yang membuat kita seperti merasa di sebuah tempat damai adalah ketika menyimak lagu-lagu gubahan Robin Pecknold (vokal, gitar) dengan mengandalkan vokalnya yang menenangkan. Bagai dibuai oleh melodi-melodi indah yang membuat kita merasa terdampar di sebuah pagi yang sejuk di tepi danau Tahoe, ditemani oleh Pecknold yang sedang menyanyi sembari mengayuh kano.

Album perdana mereka, yang berjudul sama dengan namanya, menyuguhkan konsep folk pop dalam standar yang berbeda dari para pelaku folk pop sebelumnya, semisal Iron & Wine. Fleet Foxes bagaikan gabungan Simon & Garfunkle dan Bob Dylan dalam kadar lebih manis, dibalut berlapis-lapis vokal mengawang, serta petikan gitar yang lembut. Album ini mendapatkan apresiasi bagus dari berbagai chart dunia, mendapatkan posisi 1 di 10 Best Albums of the Year oleh Billboard (2008), pun menduduki nomor 1 di 50 Best Albums of the Year yang dipilih oleh Pitchfork Media.

Namun kelihatannya dalam album kedua ini Pecknold terlalu terbuai dengan nyanyian syahdunya sehingga beberapa track terdengar sepi, terlalu sepi bahkan. Kemegahan yang terdapat dari lapisan-lapisan vokal seperti pada lagu 'He Doesn't Know Why', atau 'White Winter Hymnal' pada album pertama, tidak muncul dalam 'Helpless Bluess' ini. Sebagai gantinya, mereka mempersembahkan kesunyian yang amat larut dan cenderung biasa dari segi aransemen. Contohnya 'Someone You Admire' dan 'Blue Spotted Tail'.

Hal ini mungkin saja berhubungan dengan beberapa masalah yang dihadapi band ketika proses rekaman. Sejak merilis album perdana pada 2008 dan masa promo telah usai, seharusnya band baroque pop asal Seattle, Amerika Serikat ini dijadwalkan langsung masuk dapur rekaman. Namun Joshua Tillman (drum) ternyata disibukkan oleh kegiatan solo kariernya pada sepanjang 2009 hingga 2010. Masalah finansial pada akhirnya menjadi salah satu problem yang mencuat bagi Fleet Foxes. Belum lagi berbagai masalah yang dihadapi Pecknold dalam kehidupan percintaannya yang hampir berakhir dengan menyedihkan, yang kurang lebih mempengaruhi sebagian besar lirik dalam album ini.

Sebuah pertanyaan lantas tercetus selesai mendengarkan album ini. Apakah Pecknold akan terus mengayuh kano-nya ke sebuah tempat yang lebih indah, atau apakah kano tersebut akan berhenti di tengah danau, tidak bergerak dan lantas tenggelam? Jika Anda cukup terhibur dengan nyanyian-nyanyian kalem dan sepi, mungkin Anda akan sangat menyukai album ini. Namun ketika harapan menginginkan sesuatu yang lebih dari album perdana mereka, maka Anda pasti akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk jujur mengakui keragu-raguan, apakah Anda akan suka album ini atau tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kirimkan kritik dan saran yang membangun kepada kami ke kerajaancintamanagement@yahoo.com