jenazah jatuh ke parit di pontianak

"aku tidak takut sama hantu" kata Lehman, ujung jari telunjuknya masuk ke lubang hidungnya sendiri.

"alah, songong... ntar ketemu hantu betulan, mati berdiri loe.." Kata Zaky, sobatnya.

"ya.. ellah, aku tu udah pernah liat hantu" Kata Lehman ngotot.

"Pernah lihat dimana?" Kata Kiki, si cewek imut dan cerewet.

"Di film-film" Jawab Lehman nyengir..

"Huh.. kirain hantu betulan" Kiki semberut.

"Sumpah deh, ngeri juga dengar kabar mayat nenek2 yg jatuh ke kali waktu di tandu, terlebih lagi mayatnya gak bisa diangkat" tambah kiki, badannya sengaja dibuat menggigil.

"Alah.. itu cuma isu doang, di besar-besarkan oleh penyakit gosip" jawab Lehman Cuek.

"Tapi aku mulau percaya deh, kalau bisa diangkat, kenapa pula mesti menguburkan mayat di parit yang airnya butek begitu" Kata Zaki.

ketiganya masih asik mengobrol di bawah pohon jengkol, satu-satunya pohon yang ada di sekolah mereka, di tengah-tengah kota begini, susah mencari pohon rindang, jadi setiap istirahat tiba, anak-anak berlomba menuju bawah pohon jengkol, itupun yang mau ngirit uang jajan, atau memang gak ada uang jajan, kaya Zaky dan Lehman, katanya sih penghematan, padahal memang sengaja tidak jajan, karena uangnya untuk ngenet, atau maen PS. biasalah anak SMA, masih doyan maen.

beberapa hari ini, di pontianak sedang dilanda isu hantu nenek2, yang konon katanya waktu hidupnya dukun beranak, entah apa yang terjadi, si nenek meninggal mendadak, atau memang sudah tua, lahirnya aja tahun 37an, bisa dibilang nenek pejuang, hehehe..

menurut cerita dari mulut kemulut, waktu mayat si nenek dibawa hendak dikubur, salah satu pengusung jenazah tergelincir sehingga menyebabkan mayit lalu jatuh dan terendam ke air. dan.. terjadilah... si mayit tak bisa diangkat dari parit, semua orang kaget bercampur takut, lalu ditimbunlah mayat itu dan di pasang nisan.

"Kalau dipikir2, memang aneh sih, mayat nenek-nenek koq gak bisa diangkat" Kata Lehman akhirnya, keningnya mengkerut. "Ah.. tapi aku gak percaya, pasti ada alasan yang logis" tambahnya.

"Gak percaya gmana, kuburannya jelas-jelas diparit tempat mayat itu jatuh" Kata Zaky.

"Ia, tapikan pasti ada alasan kenapa tu mayat gak diangkat dan dibukurkan ditempat yg layak" Kata Lehman.

"Alasannya hanya satu, karena si mayit gak bisa diangkat, titik" Kata Kiki mulai jengkel, obralan mereka jadi berputar-putar.

"Ye.. itu alasan gak logis" Lehman juga ngotot"

"Logis gak logis, kalau Tuhan berkehendak, gmana" Kata Kiki.

suasana kembali hening..

"Tapi menurut aku sih begini, waktu si mayat jatuh ke kali, bukan gak bisa diangkat, tapi memang pada gak mau ngangkat, bayangin aja, siapa yang mau terjun ke parit kotor kaya begitu, ditambah mengangkat mayat, sudah begitu, si mayat pasti kotor, dan pasti harus di mandikan ulang, masalahnya waktunya sudah tidak memungkinkan lagi, jadi untuk mempersingkat waktu ditimbun aja tuh mayat dengan tanah, dengan alasan si mayat gak bisa diangkat, itu kemungkinan yang paling logis" Kata Lehman, menarik nfas. "Tapi jujur lo, aku kasian sama mayat si nenek" Tambahnya.

"Mungkin juga, tapi masa ia sih, tega amat orang yang membiarkannya" Kata Zaky.

"Udah ah.. ngapain juga kita ngomongin mayat" Kata Kiki.

"Setuju, tapi masalahnya, isu hantunya itu lo, yang benar-benar mengganggu, apalagi setiap pulang sekolahkan, aku lewat dekat parit itu" Kata Lehman.

"Tuh..kan, ketahuan takut" Kata kiki.

"bukan takut, tapi was-was aja... kan ngeri juga kalau tiba-tiba muncul seonggok kepala di permukaan parit itu... hi..... " Lehman ikut merinding.

"hahaha... ku doain supaya ntar malam hantunya masuk kamar loe" Kata zaky.

"Hus.. jangan ngomong kaya gitu" Kata Kiki melihat sekeliling mereka, angin yang biasanya terasa segar berubah menjadi hehing, dan membuat bulu kuduk semakin merinding.

"Sumpah deh, aku merinding" Kata Kiki lagi.

"Jangan-jangan......................" kata Lehman menhentikan ucapannya.

ketiganya diam, serentak memandang ke atas pohon jengkol..

"Hantunya tinggal di Pohon Jengkol ini!!!!!" Teriak Lehman berlari, diikuti teriakan kiki dan Zaki..